Ada apa dengan DAMING SANUSI ?

SIAPA DAMING SANUSI?

siapa daming sanusi

Muhammad Daming Sanusi, adalah calon hakim agung  yang telah mengikuti seleksi sebanyak dua kali. Pria kelahiran Bulukumba, 1 Juni 1952 ini memulai karirnya sebagai hakim setelah mengikuti seleksi di Pengadilan Negeri Ujung Pandang pada tahun 1983-1984. Saat terpilih menjadi hakim, dia mengawali bertugas di Pengadilan Negeri Sinjai pada 1984-1991.

Dari Sinjai, Daming kemudian menjadi hakim di Pengadilan Negeri Pangkajane pada 1991-1996. Prestasinya kemudian meningkat saat menjabat Wakil Ketua Pengadilan Negeri Maros pada 1996-1997, dan kemudian menjadi Ketua Pengadilan Negeri Barru pada 1997-2000. Karir Daming meningkat saat dipercaya menjadi hakim di pengadilan kelas IA. Dia ditunjuk sebagai hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat 2000-2003.

Selanjutnya, dia menjadi Wakil Ketua Pengadilan Negeri Bekasi pada 2003-2005. Pada 2005-2006, Daming menjadi Ketua Pengadilan Negeri Palembang. Prestasi Daming berlanjut saat dilantik sebagai hakim tinggi di Pengadilan Tinggi Jakarta pada 2006-2009.  Lepas dari Jakarta, dia ditunjuk sebagai Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Surabaya pada 2009-2010.

Pada 2010 hingga 2011, Daming ditunjuk sebagai Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan. Dia kemudian dipindah lagi ke Banjarmasin untuk menjadi Ketua Pengadilan Tinggi pada 2011-2012. Kini, Daming menjabat sebagai Ketua Pengadilan Tinggi Palembang. Seleksi Hakim Agung ini merupakan kali kedua yang dilakukan Daming. Pada seleksi sebelumnya, Daming gagal dipilih.

ADA APA DENGAN DAMING SANUSI ?

Baru-baru ini saya digempur dengan Broadcast Message berisi :
I really hate this person: M. Daming Sanusi!!!! Kalau saya yang denger saat itu dengan telinga saya sendiri, saya siap tuh memberikan pukulan terbaik saya di bibir si Bapak ala "The Raid"!!!!
Calon hakim agung M. Daming Sanusi hari ini dalam fit and proper test di hadapan Komisi III DPR melontarkan statement yang sangat tidak manusiawi dan tidak sepantasnya diungkapkan oleh seorang aparat penegak hukum. Seorang calon hakim agung, wakil Tuhan, melontarkan candaan bahwa pemerkosa tidak perlu dihukum mati karena si pemerkosa dan yang diperkosa sama-sama menikmati. Anggota Komisi III DPR tertawa. TERTAWA. Tanpa ada satu orang pun yang tergerak menegur.
Dengan maraknya kasus kekerasan seksual akhir-akhir ini, alangkah tidak sensitifnya pernyataan tersebut. Bagaimana mungkin warga negara ini bisa merasa aman dan mendapatkan perlindungan bila penegak hukumnya sendiri menjadikan tindak perkosaan sebagai bahan candaan.
Ketika India meneriakkan 'NO MORE', Indonesia tidak terlalu bergeming meskipun seorang bocah usia 11th harus menukar nyawanya untuk mengetuk pintu hati dan membuka mata banyak orang.
Rape is NOT a joke. Rape is NEVER a joke.
Mungkin Anda tidak peduli karena tidak ada orang dekat Anda yang mengalami. Tapi pernyataan Daming Sunusi adalah state violence. Kekerasan negara terhadap rakyatnya.
Enough is enough. Saya tidak akan berdiam diri. Saya akan melawan. Karena saya adalah warga negara dan saya menuntut hak saya untuk dilindungi. Dan saya menuntut M. Daming Sunusi meminta maaf kepada publik secara terbuka.
Bila Anda peduli, silakan share postingan ini kepada teman dan keluarga. Saatnya bersuara. Saatnya memecah kebisuan.
Wulan Danoekoesoemo
Lentera Indonesia
Setelah saya cari tahu, ternyata apa yang disampaikan Wulan Danoekoesoemo (aktivis perempuan) melalui pesan Broadcast berantai ini benar. Melalui akun twitternya, beliau mengutarakan kejengkelannya terhadap Daming Sanusi. Bahkan beliau mengajak Melanie Subono, memanfaatkan website sosial www.change.org dengan membuat suatu petisi yang menuntut komisi III gagalkan Daming Sanusi menjadi Hakim Agung.

daming sanusi
klik gambar untuk memperbesar
 Berikut isi petisi yang di buat :
Hai sahabat,
Kembali saya muncul di sini menulis suatu petisi yang membutuhkan dukungan semua sahabat di luar sana, sama seperti sebelum–sebelumnya.
Dimulai dari kasus Risa dan banyak lagi perkosaan yang terjadi belakangan ini, apapun penyebabnya, yang jelas itu meninggalkan trauma yang dalam, termasuk terkadang dijauhi bahkan oleh keluarga sendiri.
Buat saya, sampai ada korban yang berani berbicara itu merupakan langkah yang sangat hebat.
Sayangnya kemarin, saat pemeriksaan fit and proper test di DPR, seorang calon Hakim Agung bernama Daming, menjadikan ini bahan tertawaan dengan mengeluarkan pernyataan bahwa: “YANG DIPERKOSA DENGAN YANG MEMERKOSA INI SAMA-SAMA MENIKMATI KOK."
Menurut saya ini sama sekali TIDAK pantas dan sudah terlihat bahwa tidak akan ada keadilan untuk hal ini bila beliau menjabat.
Dengan petisi ini, saya, Melanie Subono sebagai seorang perempuan menuntut :
1. Calon Hakim Agung Daming untuk MEMINTA MAAF secara publik atas pernyataannya.
2. Para anggota Komisi III yang tertawa atas pernyataan tersebut untuk meminta maaf secara resmi.
3. Komisi III TIDAK MELOLOSKAN calon hakim agung yang tidak mempunyai cara berpikir dan cara berbicara yang santun.

Terima kasih.
Melanie Subono

Petisi tersebut berhasil mengumpulkan 8550 tanda tangan masyarakat. Bahkan 4 fraksi di komisi III juga menyatakan menolak Daming Sanusi menjadi Hakim Agung, yakni fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan fraksi Partai PDI-Perjuangan.

Informasi terakhir dari akun twitter Wulan Danoekoesoemo menyebutkan bahwa Hakim Daming Sanusi akhirnya meminta maaf ke publik.
daming sanusi

Related

INFOR 7100280968540632252

Posting Komentar

  1. salah memang..
    perkosaan bagaimanapun tidak sepantasnya dijadikan bahan bercandaan. semoga ini jadi pelajaran buat kita semua

    BalasHapus
  2. setuju daeng ! Apalagi candaannya di depan publik, ada komisi III, ada wartawan dr berbagai media pula.

    BalasHapus
  3. Beermanfaat informasi yang telah disampaikannya

    BalasHapus

emo-but-icon

RECENT

POPULAR

COMMENT

INFO

RANDOM POST

item