Aksi Damai di Indonesia dan Teman-teman di Luar Negeri! #IndonesiaRespect

Dear teman-teman yang masih menuntut ilmu di Luar Negeri.

Saya mengerti bagaimana perasaan kalian ketika menghadapi pertanyaan memalukan soal negara kita? Saya pernah dapat soal quiz di mata kuliah 'Business in Asia', bunyinya seperti ini:

Kenapa negara Indonesia memiliki proses administrasi bisnis yang lambat?

Dan beberapa teman saya, yang bahkan belum pernah ke Indonesia, menjawab dengan lantang 'tingginya angka korupsi di Indonesia bisa menjadi penyebab utama'. 
Tahu kan bagaimana perasaaan saya sebagai salah dua warga Indonesia yang berada di kelas itu?

credit : Republika

Pemberitaan tentang aksi damai hari ini sudah masuk ke pemberitaan International. Dan saya tahu rasanya, malunya, serta bingungnya menjawab pertanyaan-pertanyaan teman-teman international kalian 'What happen in your country?'...
Kesannya seolah-olah terjadi demonstrasi berlatar belakang SARA, dan Indonesia terkesan primitif dengan kejadian ini.

Ini bukan masalah open-minded atau tidak. Hidup di luar Indonesia memang sedikit banyak memberi pemahaman bagaimana bertoleransi benar-benar dijunjung tinggi. Tetapi, ketahuilah bahwa yang terjadi saat ini bukanlah kejadian biasa.

Ini bukan kerusuhan antara islam dan nasrani, bukan antara islam dan suku tionghoa, Ahok tidak merepresentasikan keduanya. Ini masalah penghinaan terhadap kitab suci. Terlepas dari saya seorang muslim, pun seandainya saya seorang nasrani, saya akan tidak setuju kalau sampai ada tokoh publik yang berani mengatakan di depan umum 'jangan mau dibohong-bohongi sama Al Maidah ayat 51 atau semacamnya itu' ...

Ini penghinaan terhadap agama, kejadian yang luar biasa, yang sudah sepantasnya mendapat respon yang luar biasa pula. Seandainya aksi hari ini tidak ada, mungkin kita secara tidak langsung mendidik generasi-genarasi berikutnya bahwasanya penghinaan kitab suci adalah hal yang biasa. Dan jangan heran kalau sepuluh atau duapuluh tahun kedepan, orang dengan semena-mena menghina kitab suci, entah itu Al-quran, Injil, Zabur atau Taurat. Sekali lagi, jangan menjadikan hal ini sesuatu yang 'biasa'.

Jujur, secara leadership, saya sangat medukung Ahok untuk menjadi Gubernur Jakarta. Kenapa? Karena Ahok tipikal orang yang tegas. Jakarta dengan segenap kegrasak-grusukannya memang butuh orang yang super tegas. Di Jakarta, orang-orang sangat susah diatur, jalur busway sering dimasuki motor dan mobil pribadi, aturan lalu lintas ganjil genap tidak begitu dipedulikan, sampah dibuang sembarangan, merokok seenaknya. Saya rasa kalau pemimpin Jakarta tidak tegas, kondisi ini semakin memburuk.

Sayangnya, penghinaan Ahok terhadap AlQuran membuatnya harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Menurut opini saya, Ahok cacat untuk dijadikan pemimpin, bukan karena beliau non-muslim, tapi karena beliau menghina agama lain. Ingat, Indonesia negara yang mengakui 5 agama, sehingga warga negara Indonesia, apapun agamanya, memiliki hak politik, untuk dipilih dan memilih.

Kenapa sampai turun ke jalan?
Jadi begini, kasus penghinaan ini sudah seharusnya ditindak cepat oleh penegak hukum. Anehnya, penanganan kasus ini terkesan sangat lamban. Bahkan Ahok masih mau merangkap tugas 'kampanye' sekaligus 'Gubernur DKI'. Penangkapan Ahok pun konon masih harus menunggu izin dari Bapak Presiden Jokowi. Inilah alasan kenapa akhirnya masyarakat turun ke jalan.

Please, jangan lagi menghina teman-teman saya yang turun aksi hari ini. Entah mereka muslim KTP, muslim yang tiba-tiba jadi religius, muslim yang jarang baca Al-Quran, atau bahkan bukan muslim sama sekali, karena ini adalah penghinaan kitab suci, kejadian luar biasa yang tidak boleh dibiasakan. Kalian tidak mau kan anak-anak cucu kalian kelak menghina kitab suci (apapun itu) dan menganggapnya sebagai hal biasa?

#IndonesiaRespect



Related

INFO 6696634967307166345

Posting Komentar

emo-but-icon

RECENT

POPULAR

COMMENT

INFO

RANDOM POST

item