CAFTA Merugikan Perekonomian Indonesia
https://www.daengfaiz.com/2011/04/cafta-merugikan.html
Sejak diberlakukannya tanggal 1 Januari 2010 silam, perjanjian perdagangan bebas China-ASEAN (CAFTA) terbukti banyak merugikan ekonomi Indonesia. Setidaknya ada 9 (sembilan) sektor industri di Indonesia yang mengalami dampak buruk akibat perjanjian yang disepakati sekitar 15 bulan silam.
Dampak tersebut ditandai dengan semakin menurunnya produksi, angka penjualan dan keuntungan bahkan mengakibatkan pengurangan tenaga kerja.
Sembilan sektor industri yang mengalami dampak buruk tersebut adalah :
Wah, sebelum melangkah lebih lanjut saya mau memberi penjelasan sedikit tentang CAFTA. CAFTA adalah perjanjian perdagangan CHINA terhadap negara-negara ASEAN (Asia Tenggara) untuk melakukan hubungan bebas perdagangan. Singkatnya, Produk China akan bebas masuk ke negara-negara ASEAN (termasuk Indonesia) dan begitu juga sebaliknya, Produk kita juga bebas masuk ke China. Jadi, bebas dari pajak-pajak gitu deh.
Melihat kondisi tersebut, jelas saja hal ini bisa membunuh perekonomian Indonesia. Produk-produk China kan sangat laris di pasar Indonesia. Masih ingat kan dengan serbuan berbagai merek ponsel China beberaa waktu silam.
Ironisnya, pemerintah Indonesia tetap beranggapan bahwa saja CAFTA bisa memberikan banyak manfaaat bagi Indonesia, khususnya untuk ekspor dan penanaman modal di Indonesia. Padahal sudah sangat jelas, berdasarkan data yang dihimpun dari beberapa sumber, terjadi penurunan produksi dalam negeri sekitar 25-50% pada sembilan sektor tadi, penurunan 10-25% penjualan di pasar domestik, penurunan 10-25% keuntungan penjualan, dan juga menurunkan sekitar 10-25% tenaga kerja. Beberapa usaha bahkan ada yang gulung tikar semenjak diberlakukannya CAFTA tersebut.
Nah, mestinya hal ini yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Indonesia. Jangan Briptu Norman melulu dong. Kalo mau memberlakukan CAFTA, harus melihat dulu Apakah Produk yang kita punya sudah siap bersaing secara kualitas di Perdagangan Global?
Dampak tersebut ditandai dengan semakin menurunnya produksi, angka penjualan dan keuntungan bahkan mengakibatkan pengurangan tenaga kerja.
Sembilan sektor industri yang mengalami dampak buruk tersebut adalah :
- Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)
- Industri Elektronik
- Industri Mebel Kayu dan Rotan
- Industri mainan anak
- Industri permesinan
- Industri Besi dan Baja
- Industri Makanan dan Minuman
- Industri Jamu
- Industri Kosmetik
Wah, sebelum melangkah lebih lanjut saya mau memberi penjelasan sedikit tentang CAFTA. CAFTA adalah perjanjian perdagangan CHINA terhadap negara-negara ASEAN (Asia Tenggara) untuk melakukan hubungan bebas perdagangan. Singkatnya, Produk China akan bebas masuk ke negara-negara ASEAN (termasuk Indonesia) dan begitu juga sebaliknya, Produk kita juga bebas masuk ke China. Jadi, bebas dari pajak-pajak gitu deh.
Melihat kondisi tersebut, jelas saja hal ini bisa membunuh perekonomian Indonesia. Produk-produk China kan sangat laris di pasar Indonesia. Masih ingat kan dengan serbuan berbagai merek ponsel China beberaa waktu silam.
Ironisnya, pemerintah Indonesia tetap beranggapan bahwa saja CAFTA bisa memberikan banyak manfaaat bagi Indonesia, khususnya untuk ekspor dan penanaman modal di Indonesia. Padahal sudah sangat jelas, berdasarkan data yang dihimpun dari beberapa sumber, terjadi penurunan produksi dalam negeri sekitar 25-50% pada sembilan sektor tadi, penurunan 10-25% penjualan di pasar domestik, penurunan 10-25% keuntungan penjualan, dan juga menurunkan sekitar 10-25% tenaga kerja. Beberapa usaha bahkan ada yang gulung tikar semenjak diberlakukannya CAFTA tersebut.
Nah, mestinya hal ini yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Indonesia. Jangan Briptu Norman melulu dong. Kalo mau memberlakukan CAFTA, harus melihat dulu Apakah Produk yang kita punya sudah siap bersaing secara kualitas di Perdagangan Global?
Imbasnya memang terasa banget ya. Terutama buat kami juga yang merupakan kelompok UKM.... barang2 kami susah laku sejak barang impor bebas masuk.
BalasHapusiya bener. produk china menyerbu Indonesia. UKM kecil dan menengah kan punya porsi yang besar dalam membangun perekonomian Indonesia.
BalasHapus